Tuesday, July 23, 2013

Cerita gx Jelas

dibawah ini adalah cerita yg,., mm... apa yah?? keren sih =/
tapi mungkin saya beri nama cerita gx jelas =D






TAK ADA MANUSIA MISKIN DI DUNIA INI
Terjadilah di suatu hari di salah satu dusun di lembah perasaan, ketika raja pujangga sedang berjalan dimana seorang pemuda sedang duduk mengeluh dan meratapi nasibnya dengan sebuah sajak ;
“betapa sial aku ini,
Sudah tak berharta,
Tak berpendidikan,
Yatim piatu, kini hidup sebatang kara, dan rendah pula di mata dunia.
Betapa aku tidak dapat melihat keadilan tuhan
Dengan menciptakanku ke dunia ini
Sebagai seorang miskin
Yang setiap hari kerjanya menderita… “
Mendengar keluh kesah itu, raja pujangga tersenyum dan kemudian berkata: “Menyesal dan Mengeluh, Adalah pekerjaan orang bodoh…”
Sang pemuda menoleh kearah raja pujangga, memandang dengan hati penuh Tanya akan maksud ungkapan itu kepada-nya. Raja Pujangga melanjutkan dengan syair:
“Sungguh sial dan memang benar sial orang yang merasa dirinya miskin, padahal sesungguhnya setiap manusia sangat kaya dengan apapun yang ada pada dirinya…”
Sang pemuda merenungkan, Raja pujangga kembali melanjutkan: ”Hei anak muda!, apa karena tak berharta? Apa karena tak bertahta? Sehingga engkau merasa tuhan tidak adil dan engkau itu miskin…?”
Sang pemuda menjawab: “ya iyalah masa’ ya iya dong? Mana ada orang kere’ bin melarat yang merasa kaya? Gimana sih loe…
Raja pujangga tertawa kecil sekedar kancil: “okelah kalo begitu, gue ngikutin gay aloe ngomong, karena pujangga juga gaul gitu loch!. Oke, oke!, sekarang berapa harga kesehatan loe? Loe mau ga’? ada tetangga gue lagi sakit-sakitan yang rumahnya segede istana. Doi rela ngasih rumahnya itu asalkan doi bisa sehat lagi. Loe mau ga nukar kesehatan loe dengan rumah miliaran rupiah itu? Rumah itu jadi milik loe dengan syarat abis itu gantian loe yang sakit-sakitan dan doi yang sehat seperti loe sekarang. Gimana? Mau ga’ loe…?”
Sang pemuda mengibaskan tangannya dan menjawab dengan penuh percaya diri: “Enak aja! Enggaklah, Kesehatan itu mahal, tak ternilai harganya, gue nggak mau, ogah…!”
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment